call for paper : Bahasa Indonesia Teaching-Learning Process at SMA-BI (2012)



Bahasa Indonesia Teaching-Learning Process at SMA-BI

Siti Agustini,SPd
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, e-mail: agustin.smamda@gmail.com

Abstract

There is doubts in the mind of bahasa Indonesia teacher at SMA-BI, about the position of bahasa Indonesia subject and how the teaching-learning of this subject at school. Bahasa Indonesia teachers doubt is due to the use of English as the introduction language of all subjects. But actually, it needs an understanding about the essence of SMA-BI itself. Not all subjects using English as introduction language, but only science subjects (biology, chemistry, and physics) and mathematics in science class, and economy in social class. Self identity as national school must be still paid attention by SMA-BI. Of course SMA-BI standard still using  national  standard  in  spite  of  enriching  with  school  standard  in  advanced  countries.  So,  bahasa Indonesia is still required as self identity guard subject of national school. This means that bahasa Indonesia teachers must adapt this teaching-learning subjects with the self identity of SMA-BI. To create interactive, inspirative, joyful, and challenging teaching-learning process so that student can participate actively by implementing exploration, elaboration, and effective and efficient confirmation activities, teachers may make use of information technology, using approaches, model, method, and teaching appropriate learning technique, and adjusted with students learning modality.

Keywords : Bahasa Indonesia teaching-learning process, SMA-BI



Pendahuluan
Mata pelajaran  bahasa Indonesia di masing-
masing tingkat satuan pendidikan, masih menduduki peran penting. Hal itu dibuktikan dengan dijadikannya bahasa Indonesia sebagai mata  pelajaran  yang  diujikan  dalam  ujian nasional. Dua alasan pentingnya bahasa Indonesia dipelajari para siswa, yaitu : Pertama, Undang- Undang Dasar 1945 dalam bab XV pasal 36 menetapkan bahasa negara ialah Bahasa Indonesi; dan Kedua,   Sumpah Pemuda, mengakui Bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa persatuan tanah air.
Sejalan dengan perkembangan pendidikan Indonesia, yaitu didirikannya sekolah menengah atas bertaraf internasional (SMA-BI), para guru mata pelajaran bahasa Indonesia mulai bertanya bagaimana kedudukan bahasa Indonesia ? Apakah mata pelajaran bahasa Indonesia akan ditiadakan? Kalau tidak, bagaimana sebaiknya proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMA-BI?

Keraguan  para  guru  bahasa  Indonesia tersebut, sebenarnya dapat dipahamkan dengan penjelasan bagaimana hakikat sekolah bertaraf internasional. Kejelasan informasi tentang hakikat SMA-BI, selanjutnya akan dapat menjawab keraguan yang lain.

Sekilas Hakikat SMA-BI
Siswa sebagai generasi penerus bangsa, tidak
boleh tergilas kemajuan dan persaingan dalam bidang teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia (SDM) di era globalisasi. Penguasaan teknologi dapat meningkatkan nilai tambah, memperluas  keragaman  produk  berupa  barang


dan jasa, serta mutu produk. Keunggulan manajemen  akan  meningkatkan  kualitas pendidikan di Indonesia, sedangkan SDM yang unggul, akan menentukan kelangsungan hidup, perkembangan, dan pemenangan terhadap persaingan hidup. Hal-hal itulah yang melatar- belakangi pendirian SMA-BI. Adapun landasan hukum yang dipakai, mengacu pada Undang- Undang  Republik  Indonesia  Nomor  20  Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Pengertian sekolah bertaraf nasional ialah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan  Standar  Nasional  Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan standar salah satu negara anggota Organization for Economic Co- operation and Development (OECD) atau negara maju lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, sekolah bertaraf internasional merupakan sekolah yang  telah  menetapkan  standar  kompetensi lulusan, isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Selain itu, sekolah juga me- netapkan standar negara maju berupa pe- nyesuaian, penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan,   dan   pendalaman   pada   peningkatan mutu pendidikan.
Bagaimana proses pembelajaran di SMA-BI ? Guru-guru pada sekolah ini harus mengupayakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang sehingga siswa dapat   berpartisipasi   aktif   yang      diwujudkan dengan  kegiatan-kegiatan  eksplorasi,  elaborasi, dan  konfirmasi  yang  efektif  dan  efisien.  Guru selalu memotivasi siswa untuk mencari pengalaman-pengalaman baru, menekuninya, dan akhirnya menghasilkan suatu konsep pembenaran.


Taksonomi bloom atau Multiple intelegence Gardner, sepertinya dapat membantu guru agar dapat menciptakan proses pembelajaran SMA-BI tersebut. Untuk peningkatan mutu pembelajaran, guru menggunakan TIK pada semua mata pelajaran, bahasa Inggris untuk kelompok sains dan matematika di kelas IPA, atau ekonomi di kelas IPS.

Kedudukan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada SMA-BI
Bahasa  Indonesia  sebagai  mata  pelajaran  di
SMA-BI masih akan dipertahankan. Hal itu disebutkan dalam tujuan khusus pengembangan sekolah bertaraf internasional. Dua karakter siswa sekolah bertaraf internasional dalam penjelasan tujuan khusus tersebut, yaitu meningkatnya kecintaan  pada  persatuan  dan  kesatuan  bangsa serta menguasai penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Arti pernyataan itu, siswa tetap  diarahkan  untuk  terampil  berbahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan rasa kebangsaannya.
Saat pendampingan    tiga tahun pertama (rintisan sekolah bertaraf internasional),   sekolah tidak  boleh  kehilangan  jati  dirinya  sebagai sekolah nasional tetapi juga harus mampu setara dengan sekolah di negara-negara maju. Jati diri sebagai sekolah nasional berarti sekolah masih menggunakan kurikulum yang sudah ditetapkan untuk setiap satuan pendidikan. Mata pelajaran bahasa Indonesia masih berkedudukan penting. Hanya 20%, pembelajaran mata pelajaran dilaku- kan secara bilingual.
Pengembangan berikutnya, yaitu pendamping-
an tiga tahun kedua, pembelajaran mata pelajaran dilakukan secara bilingual sebesar 50 %. Bahasa Indonesia masih menjadi bahasa komunikasi  dan pengantar setiap mata pelajaran, walaupun sudah berkurang separuhnya. Tetapi, bahasa Indonesia masih ditetapkan sebagai mata pelajaran.
Tiga  tahun     terakhir  masa  pendampingan, hanya mata pelajaran kelompok sains dan matematika di kelas IPA   dan ekonomi di kelas IPS yang pembelajarannya dilakukan secara bilingual  seratus  persen.  Untuk  mata  pelajaran lain, masih dominan menggunakan bahasa Indonesia. Sebagai mata pelajaran, bahasa Indonesia masih tetap eksis.
Jadi, bahasa Indonesia masih tetap menjadi mata pelajaran di SMA-BI. Walaupun bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya menjadi bahasa pengantar di sekolah, bahasa Indonesia tetaplah bahasa negara Indonesia. Apalagi kita mengingat, di SMA-BI akan ada program pertukaran pelajar, guru bahasa Indonesia sangat berperan untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada pelajar asing, agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat  sekitar ketika tinggal di Indonesia.


Pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA-BI
Sesuai   dengan   hakikat   SMA-BI,   hal-hal
berikut perlu diperhatikan oleh guru, yaitu :
a.      pembelajaran     perlu       didukung      dengan penggunaan TIK
b.      merencanakan pembelajaran dengan berbagai model dan teknik
c.      memperhatikan   kecerdasan   majemuk   dan modalitas belajar yang dimiliki siswa Penggunaan TIK dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, sesungguhnya meringankan dan memudahkan tugas guru ketika menyampaikan suatu   konsep.   Pembelajaran   pun   berlangsung lebih menarik bagi siswa. Suatu contoh pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar siswa SMA kelas XI semester 1, siswa mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama (5.1). Seharusnya yang dilakukan siswa dan guru adalah me- nyaksikan secara langsung pementasan drama di gedung kesenian, selanjutnya baru siswa dapat mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan per- watakannya, dialog, dan konflik. Tetapi, dengan TIK, guru cukup memutarkan video film tertentu, kemudian siswa menganalisisnya. Guru dan siswa dimudahkan waktu dan biaya, tidak perlu datang ke gedung kesenian untuk menyaksikan pementasan drama, juga menghemat biaya (transportasi). Guru dan siswa juga dapat menggunakan fasilitas internet untuk pem- belajaran. Segala pengetahuan kebahasaan dan kesastraan dapat diperoleh. Untuk penugasan, memungkinkan para siswa mengumpulkan tugasnya dengan mengirimkan e-mail ke alamat e-mail guru mata pelajaran. Guru juga dapat melakukan penilaian atau pengajaran jarak jauh, misalkan melalui facebook, yang digemari oleh siswa.
Berbagai model pembelajaran dapat diguna- kan guru bahasa Indonesia, asalkan sesuai dengan kompetensi dasar yang dimaksud, misalnya model membaca. Model ini sesuai digunakan untuk pembelajaran kompetensi dasar menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan membaca (kompetensi dasar 3.1 kelas XI semester satu). Langkah-langkahnya cukup sederhana tapi tepat sasaran, yaitu siswa membaca wacana  yang  diberikan  guru  sekitar  10   15 menit.  Siswa  selanjutnya  mendiskusikan  isi bacaan dan bertanya jawab untuk dapat mengidentifikasikan perbedaan paragraf deduktif dan induktif. Guru akan mengarahkan diskusi tentang  konsep  dua  paragraf  tersebut.  Setelah guru mengukur pemahaman siswa, guru dapat memberikan tugas untuk menulis sebuah paragraf deduktif dan induktif. Tugas menulis tersebut sebagai bentuk penilaian proses. Teknik juga bisa bervariasi, dapat dipilih sesuai kreativitas guru.
Sebaik bagaimanapun seorang guru mem- fasilitasi  pembelajaran  di  kelas  dengan  pilihan


model, metode, dan teknik pembelajaran, tidak akan  berarti  tanpa  memperhatikan  pendekatan yang digunakan, serta informasi modalitas belajar para siswa. Alternatif pendekatan yang dapat dipilih dalam pembelajaran adalah multiple intelegence atau kecerdasan majemuk. Sesungguhnya manusia mempunyai beberapa kecerdasan, tetapi satu kecerdasan saja yang lebih menonjol. Hal itulah yang harus dipahami guru. Pelayanan kepada siswa memang sebaiknya tidak berpusat pada satu macam kecerdasan saja. Beberapa kecerdasan yang ada pada manusia adalah kecerdasan linguistik, matematis logis, natural, musikal, spasial, interpersonal, intra- personal, dan kinestetik. Contohnya, bila dalam suatu kelas terdiri atas siswa-siswa yang mem- punyai kecerdasan kinestetik dan interpersonal, guru dapat menggunakan metode drama. Siswa dalam drama, dapat bekerja sama dengan sesama teman dan bebas bergerak. Siswa pun terlayani sesuai dengan kecerdasannya. Siswa ber- kecerdasan kinestetik mempunyai ciri-ciri tidak suka berdiam diri (seluruh tubuh ingin selalu digerakkan) dan waktu untuk berkonsentrasi tidak lama. Adapun siswa dengan kecerdasan inter- personal,  ciri-cirinya  sangat  suka  berteman, mudah  beradaptasi  dengan  lingkungan,  dan mudah  bekerja  dalam  tim.  Selain  kecerdasan siswa, guru juga harus mengetahui modalitas belajar siswa. Tiga jenis modalitas belajar tersebut ialah visual, audio, dan kinestetik. Siswa yang bermodalitas belajar visual, akan mudah belajar dengan  melihat  gambar  atau  yang  lain.  Guru dapat  melayaninya  dengan     memutarkan  slide film,   atau   gambar.   Siswa   dengan   modalitas belajar audio, guru melayaninya dengan meng- gunakan teknik ceramah, atau memutar rekaman. Modalitas belajar kinestetik, siswa terlayani jika guru secara langsung memberikan praktik secara langsung (siswa diajak untuk mengikuti atau menirukan apa yang dilakukan guru).
Yang perlu diingat, bahasa Indonesia merupa- kan mata pelajaran yang aktif produktif, artinya dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya berkutat pada teori bahasa, tetapi ditekankan pada sikap  dan  pemakaian  bahasa  yang  kontekstual. Oleh sebab itu, agar siswa dapat meningkatkan kompetensi berbahasa Indonesia dalam ke- hidupannya, guru bahasa Indonesia harus terus mendayagunakan TIK, mengolah dan memilih pendekatan, model, metode, dan teknik pem- belajaran yang tepat, dan menyesuaikan dengan modalitas belajar siswa.
Berikut  ini  contoh  RPP  bahasa  Indonesia
SMA-BI kelas XI semester satu, yaitu :

A. Standar Kompetensi      : Mendengarkan
Memahami berbagai informasi dari sambutan atau khotbah


B.  Kompetensi Dasar :
Menemukan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang didengar

C. Tujuan Pembelajaran    :
1. Siswa dapat menuliskan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang didengar
2. Siswa dapat menuliskan kembali pokok- pokok isi sambutan atau khotbah tersebut de dalam       beberapa kalimat
3.     Siswa  dapat  menyampaikan  secara  lisan
ringkasan sambutan atau khotbah

D. Indikator                                      :
1. Mencatat pokok-pokok isi sambutan atau khotbah
2.  Menuliskan pokok-pokok isi sambutan atau khotbah ke dalam beberapa kalimat
3. Menyampaikan   secara   lisan   ringkasan sambutan atau khotbah

E. Materi : terlampir
1.  Pengertian sambutan atau khotbah
2.  Pokok-pokok isi sambutan atau khotbah
3.  Ringkasan sambutan atau khotbah

F. Model/Metode/Media Pembelajaran :
1.  Model : Snowball throwing
2.     Metode : ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi
3.   Media : cd sambutan atau khotbah

TM
Kegiatan
Wak tu
Meto de
1
A. Pendahuluan
1.      Guru     mengkondisikan siswa untuk siap belajar
2.Guru membagi siswa dalam kelompok
3.  Siswamembagikan  kertas
kepada       masing-masing siswa   dalam kelompok
4. Guru menjelaskan kom- petensi yang akan dicapai

Kegiatan Inti
1.   Guru   memberikan   pen-
jelasan     materi      kepada ketua  kelompok
2. Ketua kelompok kembali ke kelompok dan menjelas- kan      materi yang sudah diterima kepada anggota kelompok
3. Siswa menuliskan satu pertanyaan  tentang  materi

10







75

Cera mah


snow ball thro wing











disku si

 
G.   Kegiatan Pembelajaran :





yang telah dijelaskan sebelumnya di potongan kertas buram
4.  Siswa membuat bola kertas pertanyaan
5.  Siswa  melemparkan  bola
kertas        kepada       teman pilihannya
6.Siswa membuka kembali bola  kertas  pertanyaan yang diperoleh dari teman
7. Siswa membacakan per- tanyaan yang tertulis
8. Siswa menjawab pertanyaan dengan tepat sesuai penge- tahuan nya
9. Siswa dan guru menanggapi jawaban
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi
2. Siswa dan guru merayakan keberhasilan  pembelajaran di kelas




cera mah
2
Pendahuluan
· Guru melakukan refleksi tentang pemahaman materi para   siswa
Kegiatan Inti
1.   Guru   memutar   rekaman
sambutan atau khotbah
2.       Siswa      mendengarkan rekaman sambutan atau khotbah
3. Siswa mencatat pokok- pokok isi sambutan atau khotbah
4. Siswa menuliskan kembali pokok-pokok isi sambutan atau   khotbah ke dalam beberapa kalimat yang runtut (ringkasan)
5.       Siswa     menyampaikan secara lisan ringkasan sambutan           atau khotbah
6.         Siswa        menanggapi ringkasan sambutan atau khotbah yang disampaikan teman
Penutup
1. Guru merevisi hasil unjuk
kerja siswa
2. Guru dan siswa merayakan keberhasilan siswa

0



5









5

Tany a jawa b


demo nstra si

unjuk kerja










Cera mah

 
I. Penilaian :

(penerbit: Airlangga)


1.  Teknik  : Unjuk kerja untuk penilaian proses dan tes tulis untuk penilaian hasil
2.  Bentuk  : tes identifikasi dan UNO
3.  Soal        :
a.Tes identifikasi
1). Dengarkanlah  rekaman sambutan atau khotbah yang diputar !
2).  Catatlah  pokok-pokok  isi  sambutan atau khotbah tersebut !
3).Tulislah kembali pokok-pokok isi sambutan atau khotbah ke dalam beberapa kalimat yang runtut !
4). Sampaikanlah secara lisan ringkasan sambutan atau khotbah !















































H. Alat/Bahan/Sumber     :
1.  Alat            : lap top, speaker,  kertas buram
2.  Sumber      : kamus Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia kelas XI


Penutup
Bahasa   Indonesia   masih   tetap   menduduki
peran penting untuk mencetak generasi bangsa yang  menjunjung  bahasa  negaranya.Oleh  sebab itu,  bahasa  Indonesia harus  tetap  dijadikan sebagai mata pelajaran dalam kurikulum di SMA- BI. Sehubungan dengan hakikat SMA-BI yang mempunyai kriteria keunggulan tertentu, guru bahasa Indonesia harus menciptakan pem- belajaran yang sesuai dengan kriteria keunggulan SMA-BI.  Adapun  yang  dapat  dilakukan  guru yaitu menciptakan   proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang  sehingga  siswa  dapat  berpartisipasi aktif yang  diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang demikian dilakukan dengan menggunakan TIK, memilih pendekatan, model, metode, dan teknik pem- belajaran yang tepat, serta menyesuaikan dengan modalitas belajar siswa.

Daftar Pustaka

Badudu,  J.S.  2003.  Kamus  Kata-Kata  Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Kompas Pusat Bahasa Depdiknas. 1994. Pedoman Umum Ejaan    Bahasa               Indonesia  yang
Disempurnakan. Jakarta : Balai Pustaka
---------------2009. Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA-BI). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
www.tiga        serangkai.com       (http://pdf-search- engine.com/ktsp-bahasa-indonesia-sma- pdf.html)
Suyatno.   2007.   Aneka   Model   Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Surabaya : Unesa
call for paper : Bahasa Indonesia Teaching-Learning Process at SMA-BI (2012) call for paper : Bahasa Indonesia Teaching-Learning Process at SMA-BI (2012) Reviewed by agustin on Mei 08, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar

Facebook